TSOpTSCoGSr0TfWpGpC6TfdpBA==

Strategi Pemasaran Digital di Era Disrupsi: Memadukan Teori Komunikasi dan Creative Thinking

 Oleh : Herry Effendi, Mahasiswa Universitas Siber Asia


Di era yang dipenuhi dengan perubahan cepat dan disrupsi teknologi, strategi pemasaran digital menjadi landasan yang vital bagi kesuksesan bisnis. Namun, untuk berhasil dalam lingkungan yang penuh tantangan ini, perusahaan harus tidak hanya mengandalkan teknologi, tetapi juga memahami prinsip-prinsip komunikasi yang efektif dan mengadopsi pemikiran kreatif yang inovatif.

Menurut ahli komunikasi, Harold Lasswell, model komunikasi dasar terdiri dari lima elemen: siapa (pengirim), apa (pesan), melalui saluran apa (media), kepada siapa (penerima), dan dengan efek apa (dampak). Dalam konteks pemasaran digital, pemahaman yang mendalam tentang audiens (penerima) menjadi kunci. Data analisis yang cermat dapat membantu dalam mengidentifikasi preferensi, perilaku, dan kebutuhan target pasar, sehingga pesan yang disampaikan dapat lebih tepat sasaran.

Namun, dalam menghadapi disrupsi teknologi yang terus berubah, perusahaan juga harus menggabungkan elemen creative thinking ke dalam strategi pemasaran mereka. Creative thinking membuka peluang untuk menghasilkan ide-ide yang inovatif dan memikat, memungkinkan perusahaan untuk membedakan diri dari pesaing dan menarik perhatian konsumen. Salah satu pendekatan yang dapat digunakan adalah desain berpikir (design thinking), di mana tim pemasaran bekerja sama untuk memahami secara mendalam kebutuhan dan keinginan pelanggan, dan kemudian mengembangkan solusi yang memenuhi kebutuhan tersebut dengan cara yang unik dan menarik.

Salah satu contoh sukses dari penggabungan teori komunikasi dan creative thinking dalam strategi pemasaran digital adalah kampanye viral. Kampanye ini biasanya menyampaikan pesan yang kuat dan menggugah emosi, memanfaatkan kekuatan storytelling dan konten yang kreatif untuk menarik perhatian audiens secara luas. Dengan memahami psikologi manusia dan menggunakan teknik-teknik persuasif, kampanye semacam itu mampu membangun hubungan emosional antara merek dan konsumen, yang pada gilirannya dapat meningkatkan loyalitas merek dan penjualan.

Dengan demikian, strategi pemasaran digital yang efektif di era disrupsi tidak hanya bergantung pada teknologi atau data, tetapi juga mengintegrasikan pemahaman yang mendalam tentang komunikasi dan penerapan creative thinking. Perusahaan yang mampu menggabungkan kedua elemen ini dengan baik akan memiliki keunggulan kompetitif yang signifikan dalam menghadapi tantangan dan peluang di pasar yang terus berubah.

Comments0

Type above and press Enter to search.