TSOpTSCoGSr0TfWpGpC6TfdpBA==

Sinergitas BMKG Medan dalam Focus Group Discussion Rencana Kontigensi Gempa Bumi di Sumatra Utara


METRONETWORK - Kegiatan focus group discussion dilaksanakan oleh Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sumatra Utara untuk mempersiapkan rencana kontingensi gempa bumi. Dalam acara tersebut, beberapa pihak dihadirkan seperti TNI-Polri, Dinas PUPR, Dinas Perhubungan, Dinas Kesehatan, BPBD, Disdukcapil BMKG, dan beberapa stakeholder dari kantor dinas lainnya serta konsultan swasta. Diskusi tersebut membahasa suatu SOP penanganan bencana yang berbeda dan disatukan dalam suatu rencana kotingensi terhadap bencana gempa bumi.(07/11/)

Dalam acara tersebut, narasumber utama yaitu Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) wilayah 1 Medan Hendro Nugroho secara lugas menggambarkan kondisi kegempaan di wilayah Sumatra Utara. Secara tektonik, wilayah Sumut berada pada jalur patahan aktif Sumatra dan zona megathrust Nias. Patahan Sumatra tersebut memiliki tiga segmentasi yaitu Renun, Toru dan Angkola yang mana laju geser nya 1-2 cm/tahun dengan pergerakan menganan (dekstral).

Sedangkan, zona megathrust terbentuk dari penunjaman lempeng oseanik aktif Indo-australia kebawah lempeng kontinen aktif Eurasia dengan laju pergerakan 5-6 cm/tahun yang mana membentuk zona subduksi aktif. Zona subduksi tersebut telah membangkitkan tsunami pada tahun 2004 dan 2005 dengan Magnitudo 9.0 dan 8.5 dan mengahasilkan kerusakan cukup luas di Sumatra Utara. 

Hendro juga menggambarkan skenario terburuk dari tiga sesar aktif (Renun, Toru dan Angkola) dengan magnitudo 7 yang menghasilkan skala intensitas (MMI) 5-8. Selain itu, skenario gempa megathrust dengan magnitudo 8.2 akan menghasilkan skala MMI 5-9. Hendro menjelaskan bahwa dengan skenario ini sudah cukup jelas kota dan kabupaten di wilayah Sumut sangat rawan akan gempa bumi.

Selain itu, seismologist Pusat Gempa Regional (PGR) wilayah I Indonesia menambahkan bahwa efek dari sesar aktif seperti sesar Toru telah mengakibatkan kerusakan luas di Tarutung dan sekitarnya dan perlu tindakan kontingensi antar pihak. Lewi juga menambahkan bahwa PGR 1 mencatat kenaikan signifikan aktivitas gempa bumi dalam lima tahun terakhir di wilayah Sumut. 

Secara geologi, banyak daerah di Sumut berdiri diatas sedimen lunak atau alluvial sehingga akan memicu kerusakan parah yang ditambah dengan struktur bangunan yang tidak layak. Lewi menutup pernyataan dengan mengajak semua pihak ikut berpartisipasi aktif dalam langkah mitigasi bencana gempa kedepannya. 

Lewi menghimbau masyarakat tidak terpengaruh informasi hoax terkait gempa bumi. BMKG medan memiliki sistem monitoring gempa yang baik dan aktif selama 24 jam dan 1-7 menit akan diinformasikan kepada masyarakat dan pemerintah.


(And/)

Comments0

Type above and press Enter to search.